MAKALAH Distosia kelainan alat kandungan
MAKALAH
Distosia
kelainan alat kandungan

DISUSUN OLEH :
NAMA :Novita Sari (172100468)
PRODI D-III
KEBIDANAN
SEKOLAH
TINNGI ILMU KESEHATAN YOGYAKARTA
TAHUN
AKADEMIK 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat ALLAH SWT
atas limpahan rahmat dan karuniaNya
sehingga makalah ini telah terselesaikan.
Kami sadar bahwa terselesaikannya
makalah ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu,
Kepada berbagai pihak yang telah membantu terselesainya makalah ini kami
mengucapkan terima kasih.
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun tetap kami harapkan untuk kesempurnaan makalah
ini di masa yang akan datang. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca. Amin
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Distosia
didefinisikan sebagai persalinan yang panjang, sulit, atau abnormal yang timbul
akibat berbagai kondisi yang berhubungan dengan 5 faktor persalinan. Setiap
keadaan berikut dapat menyebabkan distosia :
1.
Persalinan disfungsional akibat kontraksi uterus yang
tidak efektif atau akibat upaya mengedan ibu (kekuatan/ power).
2.
Perubahan struktur pelvis (jalan lahir/ passage).
3.
Sebab-sebab pada janin, meliputi kelainan presentasi
maupun kelainan posisi, bayi besar dan jumlah bayi ( passanger ).
4.
Posisi ibu selama persalinan dan melahirkan.
5.
Respon psikologis ibu selama persalinan yang
berhubungan dengan pengalaman, persiapan, budaya dan warisannya, serta sistem
pendukung.
Kelima faktor ini bersifat
interdependen. Dalam mengkaji pola persalinan abnormal wanita, seorang bidan
mempertimbangkan interaksi kelima faktor ini dan bagaimana kelima faktor
tersebut mempengaruhi proses persalinan. Distosia diduga terjadi jika kecepatan
dilatasi serviks, penurunan dan pengeluaran (ekspulsi) janin tidak menunjukan
kemajuan, atau jika karakteristik kontraksi uterus menunjukan perubahan.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa
saja alat reproduksi yang menyebabkan distosia persalinan.
2. Apa
saja tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi distosia persalinan.
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui alat reproduksi yang menyebabkan distosia persalinan
2. Untuk
mengetahui tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi distosia persalinan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Distosia karena kelainan vulva
1.
Pengertian
Distosia vulva adalah persalinan yang sulit disebabkan
karena atresia vulvae (tertutupnya vulva), ada yang bawaan ada juga yang
diperoleh misalnya karena radang atau trauma.
2.
Etiologi
Edema vulva dijumpai pada preeklamsia dan gangguan
gizi atau malnutrisi atau pada persalinan yang lama atau persalinan
terlantar.Wanitahamil sering mengeluh m elebarnya pembuluh darah di tungkai,
vagina, vulva dan wasir serta menghilang setelah anak lahir. Hal ini karena
reaksi sistem vena terutama dinding pembuluh darahs eperti otot-otot di tempat
lain melemah akibat pengaruh hormone steroid.
3.
Kelainan yang dapat menyebabkan distosia vulva
Kelainan yang bisa menyebabkan distosia vulva ialah
oedema vulva, kelainan bawaan, varises, hematoma, peradangan, kondiloma
akuminata, fistula dan vulvitis diabetika.
a)
Oedema Vulva
v Pengertian
Edema (oedema) vulva adalah
meningkatnya volume cairan ekstraseluler dan ekstravaskuler (cairan
interstitium) yang disertai dengan penimbunan cairan abnormal dalam sela-sela
jaringan dan rongga serosa (jaringan ikat longgar dan rongga-rongga badan) pada
vulva.
v Penyebab
Edema bisa timbul pada waktu
kehamilan. Biasanya sebagai gejala pre eklamsiakan tetapi dapat pula timbul karena
sebab lain misalnya gangguan gizi atau malnutrisi atau pada persalinan yang
lama.Edema dapat juga terjadi pada persalinan dengan dispoporsi sefalopelvik
atau wanita mengejan terlampau lama (terus menerus), sedangkan kepala belum
cukup turun.Hal itu mempersulit pemeriksaan dalam dan menghambat kemajuan
persalinan yang akhirnya dapat menimbulkan kerusakan luas pada jalan lahir.
v Penatalaksanaan:
2)
Mengatur diet, yaitu
meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung protein dan
mengurangi makanan yang
mengandung karbohidrat serta lemak.
3)
Kalau keadaan memburuk,kemungkinan dokter akan
mempertimbangkan untuk segera melahirkan bayi demi
keselamatan ibu dan bayi
b)
Kelainan Bawaan (Stenosis Vulva)
v Pengertian
Stenosis vulva merupakan kelainan
congenital pada vulva yang menutup sama sekali,atau dapat pula terjadi hanya
orifisium uretra eksternum saja yang nampak/ penyempitan vulva/vagina atau
akibat perlengketan dan parut karena peradangan atau perlukaan pada persalinan
yang lalu.
v Penyebab
Biasanya terjadi sebagai akibat
perlukaan dan radang yang menyebabkan ulkus-ulkus yang sembuh dengan
parut-parut yang dapat menimbulkan kesulitan.
v Penatalaksanaan
Walaupun umumnya dapat diatasi
dengan mengadakan episiotomi yang cukup luas namun penanganan dengan sayatan
median secukupnya untuk melahirkan kepala juga dapat dilakukan.Dan biasa
tindakan persalinan dengan operasi merupakan pilihan utama.
c)
Varises
v Pengertian
Pelebaran pembuluh darah vena yang
terjadi pada vulva.Selain kelihatan kurang baik pelebaran pembuluh darah ini
dapat merupakan sumber perdarahan potensial pada waktu hamil maupun
persalinan.Kejadian varises ini makin meningkat pada kehamilan makin tinggi dan
segera akan menghilang atau berkurang setelah persalinan.
v Penyebab
Hal ini karena reaksi system vena
pembuluh darah, seperti otot-otot di tempat lain melemah akibat hormone
estrogen. Penyebab utama varises adalah lemah/rusaknya katup pembuluh vena.
Pada pembuluh vena terdapat katup – katup yang berfungsi untuk menahan agar
darah tidak turun/bergerak mundur. Dengan adanya katup pada pembuluh vena
menyebabkan darah akan terus mengalir ke arah jantung. Katup yang rusak atau
lemah akan membuat darah bergerak mundur yang mengakibatkan darah berkumpul di
dalam dan menyebabkan gumpalan yang mengganggu aliran darah yang disebut
sebagai varises.
Karena
factor heriditer, bahaya dalam kehamilan dan persalinan adalah :
1)
Bila pecah akan terjadi perdarahan sedikit/banyak.
2)
Bila pecah dapat pula terjadi emboli udara dan bisa
berakibat fatal.
v Penatalaksanaan
1)
Kurangi konsumsi garam dan makan yang mengandung
kolesterol tinggi.
2)
Perbanyak konsumsi sayuran dan buah berserat tinggi
dan makanan yang dapat merangsang sirkulasi darah, seperti bawang merah, bawang
putih, bawang bombay, jahe dan cabai merah. Juga makanan yang kaya dengan
vitamin B kompleks, vit C, vit E, vit B6, magnesium, asam folat, kalsium dan
zinc seperti gandum dan kacang kedelai (susu kedelai).
3)
Perbanyak makanan dan minuman yang mengandung
antioksidan tinggi seperti sayur – sayuran hijau, buah apel, wortel dan jeruk.
Dianjurkan minum susu kedelai karena mengandung tinggi flavonoid yang
mengandung antioksidan, vitamin B kompleks, vit C, vit E, vit B6, magnesium,
asam folat, kalsium dan zinc yang sangat bermanfaat untuk mencegah dan membantu
pemulihan pembuluh darah vena.
4)
Jangan berdiri atau duduk terlalu lama. Jika pekerjaan
anda dituntut untuk berdiri lama maka usahakan tidak diam namun sekali – sekali
anda berjalan agar otot anda tidak statis (diam) dan sekali – kali anda duduk
istirahat.
5)
Pada saat tidur, tinggikan kaki anda, lebih tinggi
dari posisi pinggul atau jantung anda. Posisi kaki yang lebih tinggi dari
jantung akan memudahkan aliran darah vena kembali ke jantung.
6)
Jangan memakai ikat pinggang terlampau kencang (ketat)
7)
Jalan-jalan dan senam hamil untuk memperlancar
peredaran darah
8)
Dapat diberikan obat-obatan : Venosan,Glyvenol,Venoruton,dan Varemoid.
9)
Dengan beberapa pertimbangan pada kasus dengan varises
vulva maupun vagina yang besar dapat dianjurkan persalinan dengan seksio
sesarea.
d) Hematoma
v Pengertian
Pecahnya pembuluh darah vena yang
menyebabkan perdarahan,yang dapat terjadi saat kehamilan berlangsung atau yang
lebih sering pada persalinan.Hematoma vulva dan vagina dapat besar,disertai
bekuan darah bahkan perdarahan yang masih aktif.
v Penyebab
1)
Hematoma vulva disebabkan oleh kebocoran pembuluh
darah yang mengalami nekrosis akibat tekanan yang lama.
2)
Kumpulan darah diluar pembuluh darah terjadi karena
dinding pembuluh darah, arteri, vena atau kapiler, telah dirusak dan darah
telah bocor kedalam jaringan-jaringan dimana tidak pada tempatnya.Pembuluh
darah yang pecah menyebabkan hematoma dijaringan ikat menjadi renggang, di
sekitar vulva atau ligamentum latum.
3)
Hematoma vulva dapat juga terjadi karena trauma(diluar
persalinan) misalnya jatuh terduduk pada tempat yang keras atau koitus kasar.
v Penatalaksaan
1)
Hematoma yang besar harus dilakukan eksisi untuk
mengeluarkan bekuan darah dan mengikat pembuluh darah yang pecah.
2)
Hematoma yang terjadi pada pertolongan persalinan saat
ini sudah jarang terjadi apalagi kehamilan grande multipara sangat kurang.Bidan
yang dalam pertolongan persalinan menghadapi hematoma sebaiknya mengirimkan
penderita ke tempat yang dapat memberikan pertolongan yang adekuat.
e)
Peradangan
v Pengertian
Peradangan pada vulva biasa disebut dengan
vulvitis
v Penyebab
1)
Peradangan vulva sering bersamaan dengan peradangan
vagina.
2)
Dapat terjadi akibat infeksi spesifik, seperti
sifilis, gonorea, trikomoniasis.
3)
Dapat terjadi akibat infeksi non spesifik seperti :
eksema,pruritusvulvae,skabie,pedikulus pubis,bartholinitis.
v Penatalaksanaan
1)
Pada kehamilan,radangan tersebut harus diobati.Obat
yang diberikan harus dipikirkan apakah mempunyai efek buruk terhadap anak
terutama dalam proses pertumbuhan organogenensis.
2)
Dalam pertolongan persalinan menghadapi peradangan
sebaiknya mengirimkan penderita ke tempat yang dapat memberikan pertolongan
yang adekuat.
f)
Kondiloma Akuminata
v Pengertian
Merupakan
pertumbuhan pada kulit selaput lendir yang menyerupai jengger ayam jago.
Berlainan dengan kondiloma latum: permukaan kasar papiler, tonjolan lebih
tinggi, warnaya lebih gelap. Kondiloma akuminata berbentuk seperti kembang
kumis atau cauliflower dengan ditengahnya jaringan ikat dan ditutup
terutama bagian atas oleh epitel dengan hyperkeratosis. Penyakit terdapat dalam
bentuk kecil dan besar, sendirian atau dalam suatu kelompok. Lokasinya ialah
pada berbagai bagian vulva, pada perineum, pada daerah perianal, pada vagina
dan serviks uteri. Dalam hal-hal yang terakhir ini terdapat leukorea.
v Penyebab
Kondiloma Akuminata disebabkan oleh
suatu jenis virus yang banyak persamaanya dengan penyebab veruka vulgaris.
Adanya leukorea oleh sebab lain mempermudah tumbuhnya virus dan kondiloma
akuminata. Kelainan ini juga lebih sering ditemukan pada kehamilan karena lebih
banyak vaskularisasi dan cairan pada jaringan.
v Penatalaksanaan
1)
Kondiloma Akuminata yang kecil dapat disembuhkan
dengan larutan 10% podofili dalam gliseril atau dalam alcohol. Pada waktu
pengobatan daerah sekitarnya harus dilindungi dengan vaselin, dan setelah
beberapa jam tempat pengobatan harus dicuci dengan air dan sabun.
2)
Pada Kondiloma Akuminata yang luas, terapinya terdiri
atas pengangkatan dengan pembedahan atau kauterisasi. Untuk mencegah timbulnya
residif, harus diusahakan kebersihan pada tempat bekas Kondiloma Akuminata, dan
leukoria harus diobati. Sebaiknya diobati sebelum bersalin, banyak penulis
menganjurkan insisi dengan elektrocavter atau dengan tingtura podofilin.
g)
Fistula
v Pengertian
Kejadian fistula ini sudah jarang dijumpai karena persalinan kasep yang
makin jarang terjadi.Fistula vesikovaginal atau fistula rectovaginal biasanya
terjadi pada waktu bersalin baik sebagai tindakan operatif maupun akibat
nekrosis tekanan.
v Penyebab
Akibat tekanan langsung jaringan
lunak antara kepala janin yang telah berada di dasar panggul dengan jalan lahir
tulang.Tekanan lama antara kepala dan tulang panggul,menyebabkan gangguan
sirkulasi sehingga terjadi kematian jaringan local dalam 5-10 hari lepas dan
terjadi lubang. Akibatnya terjadi inkotenensia alvi. Oleh karena itu,setelah
melakukan pertolongan persalinan kasep perlu dilakukan eksplorasi untuk mencari
kemungkinan robekan jalan lahir yang dapat menjadi fistula.
v Penatalaksaan
1)
Fistula kecil yang tidak disertai infeksi dapat sembuh
dengan sendirinya. Fistula yang sudah tertutup merupakan kontra indikasi
pervaginam.
2)
Untuk menghindari terjadinya fistula postpartum,selalu
di pasang daure kateter sehingga vaskularisasi jaringan yang tertekan membaik
dan terhindar dari nekrosis dan fistula.
3)
Operasi rekonstruksi fistula sulit dan keberhasilannya
belum memuaskan.
4)
Untuk mengurangi kejadian fistula maka persalinan
harus telah dirujuk pada saat mencapai garis waspada,sehinggan dapat dilakukan
tindakan tepat dan cepat untuk dapat menurunkan morbilitas dan mortalitas.
B. Distosia karena
kelainan vagina
1.
Pengetian
Distosia vagina adalah kelambatan atau kesulitan dalam jalannya persalinan
yang dikarenakan adanya kelainan pada vagina yang menghalangi lancarnya
persalinan.Distosia dapat disebabkan karena kelainan his (his hipotonikdan his
hipertonik), karena kelainan besar anak, bentuk anak (hidrocefalus, kembarsiam,
prolapstalipusat), letak anak (letak sungsang, letak melintang), serta karena
kelainan jalan lahir.
2.
Etiologi
Atresia vulva dalam bentuk atresia himenalis yang menyebabkan hematokolpos,
hematometradan atresia vagina dapat menghalangi konsepsi.Kelainan vagina yang
cukup sering dijumpai dalam kehamilan dan persalinan adalah septum vagina terutama
vertikalongitudinal.
3.
Pelatalaksanaan
Cara yang efektif untuk tindakan persalinan septum
tersebut adalah dengan robekan spontan atau di sayat dan diikat.Tindakan ini
dilakukan pula bila ada dispareuni.Sikap bidan dalam menghadapi kelainan ini
adalah menegakkan kemungkinan septum vagina, vertical atau longitudinal pada waktu
melakukan pemeriksaan dalam dan selanjutnya merujuk penderita untuk mendapat pertolongan persalinan sebagaimana mestinya.
4.
Kelainan yang dapat menyebabkan distosia vagina :
a)
Kelainan Vagina (Aplasia vagina)
v Pengertian
Pada aplasia vagina, diintroitus vagina terdapat cekungan yang agak dangkal
atau yang agak dalam.
v Penyebab
Kelainan congenital atau pertumbuhan
atau pembentukan organ janin yang tidak sempurna di dalam kandungan pada masa
kehamilan
v Penatalaksanaan
Terapi terdiri atas pembuatan vagina
baru, beberapa metode sudah dikembangkan untuk keperluan itu, operasi ini
sebaiknya pada saat wanita bersangkutan akan menikah. Dengan demikian vagina
dapat digunakan dan dapat dicegah bahwa vagina buatan dapat menyempit.
b)
Stenosis Vagina Kongenital
v Pengertian
Sering ditemukan septum vagina yang
memisahkan vagina secara lengkap atau tidak lengkap pada bagian kanan atau
bagian kiri. Septum lengkap biasanya tidak menimbulkan distosia karena bagian
vagina yang satu umumnya cukup lebar.
Septum tidak lengkap kadang-kadang menahan turunnya kepala janin pada persalinan dan harus dipotong dahulu.
Septum tidak lengkap kadang-kadang menahan turunnya kepala janin pada persalinan dan harus dipotong dahulu.
v Penyebab
Stenosis dapat terjadi karena
parut-parut akibat perlukaan dan radang. Pada stenosis vagina yang tetap kaku
dalam kehamilan dan merupakan halangan untuk lahirnya janin perlu ditimbangkan
seksio ceaserea.
c)
Tumor Vagina
Dapat merupakan rintangan bagi
lahirnya janin per vaginam, adanya tumor vagina bisa pula menyebabkan
persalinan per vaginam dianggap mengandung terlampau banyak resiko. Tergantung
dari jenis dan besarnya tumor perlu dipertimbangkan apakah persalinan dapat
berlangsung secara per vaginam atau diselesaikan dengan seksio sesar.
d)
Kista Vagina
v Penyebab
Kista vagina berasal dari duktus
gartner atau duktus muller, letak lateral dalam vagina bagian proximal,
ditengah, distal di bawah orifisium urethra eksterna.Bisa berukuran kecil dan
besar sehingga bukan saja mengganggu pertumbuhan namun dapat pula menyukarkan
persalinan.
v Penatalaksanaan
1)
Kehamilan muda : diekstirpasi setelah kehamilan 3-4
bulan
2)
Dalam
persalinan : jika kecil maka tidak menghalangi turunnya kepala,tidak mengganggu
persalinan.Setelah 3bulan pasca persalinan dilakukan ekstirpasi tumor.Bila
besar dan menghalangi turunnya kepala untuk mengecilkannya dilakukan aspirasi
cairan tumor.
C. Distosia
karena kelainan Uterus/Serviks
1.
Pengertian
Distosia serviks uteri adalah terhalangnya kemajuan persalinan disebabkan
kelainan serviks uteri.Walaupun his normal dan baik, kadang-kadang pembukaan
serviks jadi macet karena ada kelainan yang menyebabkan serviks tidak mau membuka.
2.
Etiologi
Penyebab distosia serviks uteri adalah adanya kelainan pada letak rahim diantaranya:
perutgantung (abdomen pendulum), hyperanteflexio, retroplexio uteri, prolapsus
uteri, mioma uterus, kanker rahim.
3.
Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan dengan beberapa kali moment opname pemeriksaan dalam
yaitu his baik tetapi pembukaan serviks tidak bertambah dan pemeriksaan dilakukan
2-3 kali antara 1-2 jam.
4.
Penangananan
Pada kondisi serviks yang kaku setelah ditegakkan diagnosa memang serviks kaku
dan setelah pemberian obat-obatan seperti valium dan pethidin tidak merubah sifat
kekakuan tindakan kita adalah melakukan Caesar. Jika adanya serviks gantung bila
dalam observasi keadaan tetap begitu dan tidak ada kemajuan pembukaan ostium
uteri internum, makapertolongan yang tepatadalah Caesar.
5.
Kelainan yang dapat menyebab kandistosia
uterus/serviks
a)
Retroflexio Uteri
v Pengertian
Adalah uterus hamil yang semakin
lama semakin besar terkurung dalam rongga panggul,tidak dapat keluar memasuki
rongga perut.Kehamilan pada retrofleksi uteri tidak banyak dijumpai karena
kemampuan mobilisasi uterus selama hamil dan melepaskan diri dari ruangan pelvis
minor.Jarang sekali kehamilan pada uterus dalam retroflexio mencapai umur cukup
.
v Penyebab
Terkurung uterus,mungkin uterus retrofleksi,tertahan
karena adanya perlekatan-perlekatan atau oleh sebab lain yang tidak diketahui
(fiksata).Terdapat kemungkinan dari nasib kehamilannya :
1)
Koreksi spontan : dimana pada kehamilan 3 bulan korpus dan
fundus naik masuk kedalam rongga perut.
2)
Abortus : hasil konsepsi terhenti berkembang dan
keluar,karena sirkulasi terganggu.
3)
Koreksi tidak sempurna : dimana bagian yang melekat
tetap tertinggal sedangkan bagian uterus yang hamil naik masuk ke dalam rongga
perut disebut retrofleksia uteri gravidi partialis.Nasib kehamilan selanjutnya
bisa abortus, partus prematurus,terjadi kesalahan letak dan bersalin biasa.
v Penatalaksanaa
1)
Salah satu penanganan yang masih dianjurkan adalah
melakukan tidur dengan kedudukan dada-kaki beberapa waktu dengan harapan agar
retrofleksi uteri gravidi dapat lepas dari ruangan pelvis minor.Disamping itu
dapat pula dilepaskan dengan kedudukan tidur dada-kaki dan mendorong uterus
gravidus keluar dari ruangan pelvis minor.
2)
Bila tidak terjadi perlekatan dapat dilakukan :
a.
Reposisi digital jika perlu dalam narkosa
b.
Koreksi dengan posisi genu-pektoral
selama 3 x 15 perhari atau langsung dikoreksi melalui vagina dengan 2 jari
mendorong korpus uteri kearah atas keluar rongga panggul.
c.
Posisi trendelenberg dan istirahat
d.
Reposisi
operatif.
b)
Prolapsus Uteri
v Pengertian
Prolapsus uteri atau turunnya uterus dapat dibagi
menjadi 3 tingkat :
1)
Tingkat I : Uterus turun dengan serviks
uteri sampai introitus vagina.
2)
Tingkat II : Sebagian uterus keluar dari vagina.
3)
Tingkat
III : Uterus keluar seluruhnya dari vagina dengan inversion vagina.
Biasanya prolapsus uteri yang
inkomplit berkurang karena setelah bulan ke IV uterus naik dan keluar dari
rongga panggul kecil. Tetapi ada kalanya portio ini menjadi
oedemateus.Kadang-kadang disertai pula dengan sistokel dan rektokel.
v Penyebab
1)
Terjadi karena kelemahan ligament endopelvik terutama
ligamentum tranversal dapat dilihat pada nullipara dimana terjadi elangosiopoli
disertai prolapsus uteri tanpa sistokel tetapi ada enterokele.Pada keadaan ini
fasia pelvis kurang baik pertumbuhannya dan kurang kerenggangannya
2)
Faktor penyebab lain yang sering adalah melahirkan dan
menopause.
3)
Persalinan lama dan sulit:
a.
Meneran sebelum pembukaan lengkap.
b.
Laserasi dinding vagina bawah pada kala 2.
c.
Penatalaksaan
pengeluaran plasenta.
d.
Reparasi
otot-otot dasar panggul yang tidak baik.
c)
Pada menopause
Karena hormon estrogen telah berkurang sehingga otot
dasar panggul menjadi melemah.
v Penatalaksaan
Indikasi melakukan operasi pada
prolapsus uteri tergantung dari beberapa factor seperti umur
penderita,keinginannya untuk mendapatkan anak atau untuk mempertahankan
uterus,tingkat prolapsus dan adanya keluhan.
d)
Kelainan Bawaan Uterus
v Pengertian
Secara embriologis uterus, vagina,
servik dibentuk dari kedua duktus muller yang dalam pertumbuhan mudigah
mengalami proses penyatuan.
v Penyebab
Kelainan bawaan dapat terjadi akibat
gangguan dalam penyatuan, dalam berkembangnya kedua saluran muller dan dalam
kanalisasi. Uterus didelfis atau uterus duplek terjadi apabila kedua saluran
muller berkembang sendiri-sendiri tanpa penyatuan sedikitpun sehingga terdapat
2 saluran telur, 2 serviks, dan 2 vagina. Uterus subseptus terdiri atas 1
korpus uteri dengan septum yang tidak lengkap, 1 serviks, 1 vagina, cavum uteri
kanan dan kiri terpisah secara tidak lengkap. Uterus arkuatus hanya mempunyai
cekungan di fundus uteri. Kelainan ini paling ringan dan sering dijumpai.
Uterus birkornis unilateral. Radi mentarius terdiri atas 1 uterus dan
disampingnya terdapat handuk lain. Uterus unikornis terdiri atas 1 uterus, 1
serviks yang berkembang dari satu saluran kanan dan kiri. Kelainan ini dapat
menyebabkan abortus, kehamilan ektopik dan kelainan letak janin.
v Penatalaksanaan
Tindakan operatif.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Distosia didefinisikan sebagai persalinan yang panjang, sulit, atau
abnormal yang timbul akibat berbagai kondisi yang berhubungan dengan 5 faktor
persalinan. Salah satunya adalah distosia kelainan alat kandungan.
1.
Vulva
Kelainan yang bisa menyebabkan distosia ialah oedema vulva, kelainan bawaan, varises, hematoma, peradangan, kondiloma akuminata, fistula dan vulvitis diabetika.
Kelainan yang bisa menyebabkan distosia ialah oedema vulva, kelainan bawaan, varises, hematoma, peradangan, kondiloma akuminata, fistula dan vulvitis diabetika.
2.
Vagina
a.
Kelainan
Vagina (Aplasia vagina)
b. Stenosis
Vagina Kongenital
c.
Tumor vagina
d. Kista vagina
3.
Uterus/Serviks
a.
Retroflexio
Uteri
b. Prolaps
uteri
c.
Kelainan
Bawaan Uterus
B.
SARAN
1. Untuk mahasiswa kebidanan atau tenaga kesehatan
Mahasiswa
kebidanan harus bisa berfikir secara kritis dan harus memberi asuhan kebidanan
yang intensif bagi ibu hamil dengan Distosiakarenakelainanalatkandungan.
2. Untuk ibu
hamil dengan Distosia karena kelainan alat kandungan
a. Banyak
istirahat
b.
Mengkonsumsi
makanan yang mengandung protein dan akan mengurangi makanan yang mengandung
karbohidrat dan lemak.
DAFTAR PUSTAKA
1. Wiknjosastro, Hanifa dkk,2005. Ilmu Kebidanan.edisi 3.cetakan 7.Jakarta
:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo
2.
Padjajaran, FK. 1984. Obstetri Patologi. Bandung :Elstan offset
3.
Sastrawinata,
Sulaiman, dkk, 2004. ObstetriPatologi. Jakarta: EGC
Komentar
Posting Komentar