MAKALAH Obstruksi Billiaris Pada Neonatus Bayi dan Balita
MAKALAH
Asuhan
Kebidanan Pada Neonatus Bayi dan Balita dengan Obstruksi Billiaris

DISUSUN OLEH :
NAMA : Novita Sari
NIM : (172100468)
PRODI D-III
KEBIDANAN
SEKOLAH
TINNGI ILMU KESEHATAN YOGYAKARTA
TAHUN
AKADEMIK 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat ALLAH SWT
atas limpahan rahmat dan karuniaNya
sehingga makalah ini telah terselesaikan.
Kami sadar bahwa terselesaikannya
makalah ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu,
Kepada berbagai pihak yang telah membantu terselesainya makalah ini kami
mengucapkan terima kasih.
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun tetap kami harapkan untuk kesempurnaan makalah
ini di masa yang akan datang. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca. Amin
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bayi (neonatus) dan anak sangat
rentang terserang penyakit hal ini dikarenakan mereka belum memiliki daya imun
(kekebalan) yang sempurna. Bahkan, banyak dari mereka yang tidak bisa tertolong
oleh karena itu dapat dipastiakan bahwa mereka membutuhkan asuhan kebidanan.
Asuhan kebidan adalah perawatan
yang di berikan oleh bidan. Jadi asuhan kebidan pada neonatus, bayi dan balita
adalah perawatan Yang di berikan oleh bidan pada bayi baru lahir, bayi dan
balita. Neonatus, bayi dan balita dengan kelainan bawaan adalah suatu penyimpangan
yang dapat menyebabkan ganguan pada neonatus, bayi, dan balita apa bila tidak
diberikan asuhan yang tepat dan benar.
Kelainan bawaan merupakan
kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak kehidupan hasil
konsepsi sel telur. Terdapat beberapa cara menegakkan diagnosa kelainan bawaan
antara lain pemeriksaan fisik, radiologi, dan laboratorium. Penyebab langsung
kelainan kongenital sukar diketahui. Pertumbuhan embrional dan fetal di
pengaruhi berbagai faktor seperti, faktor genetik, faktor lingkungan, atau
kedua faktor yang secara bersamaan.
Ada beberapa kelainan bawaan
salah satunya adalah obtruksi biliaris yaitu Obstruksi tersumbatnya saluran
kandung empedu karena terbentuknya jaringan fibrosis. Hal ini disebabkan oleh
degenerasi sekunder atau karena kelainan konginetal.
B. Rumusan masalah
Adapun
rumusan masalah yaitu :
1.
Pengertian obtruksi biliaris ?
2.
Etiologi obstruksi biliaris ?
3.
Tanda dan gejala obstruksi billiaris ?
4. Diagnosis obstruksi billiaris ?
5. Penatalaksanaan ?
C.
Tujuan
Adapun tujuan dari rumuasan masalah di atas adalah :
1.
Untuk mengetahui
tentang pengertian obtruksi biliaris.
2.
Untuk mengetahui etiologi
obstruksi biliaris.
3.
Untuk mengetahui
tanda dan gejala obstruksi biliaris.
4.
Untuk mendiagnosa tentang
obstruksi biliaris.
5.
Untuk menengetahui tentang
penatalaksanaannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Obstruksi Biliaris
Obstruksi biliaris adalah
tersumbatnya saluran kandung empedu karena terbentuknya jaringan fibrosis. Hal
ini disebabkan oleh degenerasi sekunder atau karena kelainan konginetal.
Obstruksi biliaris adalah
penyumbatan saluran empedu sehingga mengakibatkan penumpukan bilirubin dan
terjadi kuning atau ikterus. Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, yang salah satunya karena penyumbatan kandung empedu oleh bati empedu.
Biasanya, ditandai dengan kuning pada bayi sehingga sangat sulit dibedakan
antara ikterus yang fisiologis dan ikterus patologis atau obstruksi biliaris
apabila tidak dilakukan pemeriksaan lebih mendetail. Obstruksi biliaris
merupakan bentuk patologis dari ikterus, sehingga memerlukan penanganan khusus
dan lebih kompleks dari pada ikterus fisiologis yang biasanya sering dialami
oleh bayi baru lahir. Penanganan obstruksi biliaris ini memerlukan pembedahan
untuk mengatasinya. ( Sitiatava Rizema Putra; 369 – 373; 2012 ).
Obstruksi biliaris hampir mirip dengan atresia empedu,
karena sama-sama menyumbat saluran empedu. Sedangkan, insidensi atresia empedu
eksrabepatis adalah 5 – 10 kasus / 100.000 kelahiran hidup, atau 3 – 15 /
100.000 dari bayi – bayi yang dirawat. Atau, sekitar 1/ 2500 per kelahiran
hidup untuk ikterus obstruksi. Dari data tersebut dapat dilihat angka kejadian
obstruksi biliaris di indonesia tidak begitu besar. Namun, tetap harus
ditangani dan diwaspadai dengan seksama untuk mengurangi kematian perinatal
yang masih tinggi di indonesia
B.
Etiologi obstruksi
biliaris
Penyebab
obstruksi biliaris adalah tersumbatnya saluran kandung empedu sehingga empedu tidak
dapat mengalir dalam usus untuk dikeluarkan di dalam feses. Penyebab obstruksi biliaris juga
disebabkan karena kelainan kongenital dan degenerasi sekunder.
Penderita tampak ikterik, akan sangat berat apabila obstruksi tidak dapat
diatasi, bilirubin serum yang terkonjugasi meningkat, feses pucat dan urine
berwarna gelap (pekat). Biasanya terdapat juga peningkatan kadar alkalin fosfate
serum terutama transaminase. Obstruksi biliaris ini sering ditemukan, dan kemungkinan disebabkan oleh:
1. Batu empedu
Kolestrol cair
biasa berada di dalam empedu dan saluran empedu dalam kondisi normal, namun
kolestrol cair tersebut dapat menjadi jenuh bila terlalu banyak kolestrol dan
terlalu sedikit asam empedu. Hal itu memungkinkan kolestrol mengkristal dan
menggumpal menjadi batu empedu.
2. Karsinoma duktus biliaris
Karsinoma Duktus
Biliaris adalah tumor jinak maupun ganas yang tumbuh di saluran empedu menuju
ke hati sehingga menyebabkan penyumbatan pada saluran empedu. Tumor yang
menyebar ke sistem empedu.
3. Karsinoma kaput panksreas
Karsinoma Kaput
Pankreas adalah tumor jinak maupun ganas yang tumbuh pada pankreas sehingga
menyebabkan sumbatan pada saluran pankreas.
4. Radang duktus biliaris komunis
yang menyebabkan striktura
5. Ligasi yang tidak sengaja pada
duktus biliaris komunis
6.
Kista dari saluran empedu
7.
Limfe node diperbesar dalam porta hepatis
8.
Tumor yang menyebar ke sistem empedu
C.
Tanda
Dan Gejala Obstruksi Billiaris
Adapun gejala-gejala dari obstruksi biliaris diantaranya yaitu:
1.
Gambaran klinis gejala mulai terlihat pada akhir
minggu pertama yakni bayi ikterus
2.
Perut agak membuncit
3.
Muntah
setelah beberapa jam dilahirkan
4.
Demam
5.
Feses putih keabu-abuan
6.
Warna urine
lebih tua karena mengandung urbilinogen
Apabila terjadi obstruksi biliaris persisten, empedu yang terbendung dapat
mengalami infeksi, menimbulkan kolangitis dan abses hepar. Kekurangan empedu
dalam usus halus mempengaruhi absorpsi lemak dan zat yang terlarut dalam lemak
(misalnya beberapa jenis vitamin).
Obstruksi akut duktus biliaris utama pada umumnya disebabkan oleh batu
empedu. Secara klinis akan menimbulkan nyeri kolik dan ikterus. Apabila
kemudian sering terjadi infeksi pada traktus biliaris, duktus akan meradang
(kolangitis) dan timbul demam. Kolangitis dapat belanjut menjadi abses hepar. Obstuksi
biliaris yang berulang menimbulkan fibrosis traktus portal dan regenerasi noduler
sel hepar. Keadaan ini disebut sirosis biliaris sekunder.
D.
Diagnosis
Obstruksi Billiaris
Pemeriksaan radiologi menggambarkan obstruksi
billiaris, yakni sebagai berikut :
1.
Ultrasonografi ( USG
)
Menggunakan gelombang suara untuk
menggambarkan hati, kandung empedu dan saluran empedu. Pemeriksaan ini bagus
untuk mengetahui kelainan struktural, seperti tumor. USG merupakan pemeriksaan
paling murah, paling aman dan paling peka untuk memberikan gambaran dari
kandung empedu dan saluran empedu. Dengan USG, dokter dengan mudah bisa
mengetahui adanya batu empedu di dalam kandung empedu. USG dengan mudah
membedakan sakit kuning (jaundice) yang disebabkan oleh penyumbatan saluran
empedu dari sakit kuning yang disebabkan oleh kelainan fungsi sel hati. USG
Doppler bisa digunakan untuk menunjukkan aliran darah dalam pembuluh darah di
hati. USG juga bisa digunakan sebagai penuntun pada saat memasukkan jarum untuk
mendapatkan contoh jaringan biopsi.
2. CT – Scan
Bisa
memberikan gambaran hati yang sempurna dan terutama digunakan untuk mencari
tumor. Pemeriksaan ini bisa menemukan kelainan yang difus (tersebar), seperti
perlemakan hati (fatty liver) dan jaringan hati yang menebal secara abnormal
(hemokromatosis). Tetapi karena menggunakan sinar X dan biayanya mahal, pemeriksaan
ini tidak banyak digunakan.
3.
Pemeriksaan darah (terdapat peningkatan bilirubin)
Pemeriksaan darah dilakukan dengan
pemeriksaan fungsi hati khususnya terdapat peningkatan kadar bilirubin direk.
Disamping itu dilakukan pemeriksaan albumin, SGOT,SGPT, alkali fosfatase, GGT
dan faktor pembekuan darah.
4.
Rontgen perut (tampak hati membesar)
E. Penatalaksanaan
1.
Medis
penatalaksanaan
medis adalah dengan operasi. operasi membutuhkan tindakan pembedahan, ekstrasi
batu empedu di duktus, atau insersi stent, dan drainase bilier paliatif dapat
dilakukan denagan stent yang ditempatkan melalui hati ( trans hepatik ) atau
secara endoskopik. Papilotomi endoskopik dengan pengeluaran batu telah
mengantikan laparatomi pada pasien dengan batu di duktus kholedokus. Pemecahan
batu di saluran empedu mungkin di perlukan untuk membantu pengeluaran batu di
saluran empedu.
2.
Asuhan Kebidanan
a)
pertahankan kesehatan
bayi ( pemberian makanan cukup gizi sesuai dengan kebutuhan, serta menghindari
kontak infeksi ).
b)
Berikan penjelasan
kepada orang tua bahwa kedaan kuning pada bayinya berbeda halnya dengan bayi
lain yang kuning karena hiperbilirubenemia biasa yang dapat hanya dengan terapi
sinar atau terapi lain.
c)
Lakukan infrom
consent dan infrom choise untuk dilakukan rujukan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asuhan kebidan adalah perawatan yang di berikan oleh
bidan. Jadi asuhan kebidan pada neonatus, bayi dan balita adalah perawatan Yang
di berikan oleh bidan pada bayi baru lahir, bayi dan balita.
Obstruksi biliaris adalah penyumbatan saluran empedu
sehingga mengakibatkan penumpukan bilirubin dan terjadi kuning atau ikterus.
Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yang salah satunya karena
penyumbatan kandung empedu oleh bati empedu. Biasanya, ditandai dengan kuning
pada bayi sehingga sangat sulit dibedakan antara ikterus yang fisiologis dan
ikterus patologis atau obstruksi biliaris apabila tidak dilakukan pemeriksaan
lebih mendetail. Obstruksi biliaris merupakan bentuk patologis dari ikterus,
sehingga memerlukan penanganan khusus dan lebih kompleks dari pada ikterus
fisiologis yang biasanya sering dialami oleh bayi baru lahir. Penanganan
obstruksi biliaris ini memerlukan pembedahan untuk mengatasinya. ( Sitiatava
Rizema Putra; 369 – 373; 2012 ).
B. Saran
Pemeriksaan
pada masa kehamilan itu sangat penting untuk mengetahui apa yang terjadi
pada janin yang masih dalam rahim dan
juga ketika saat lahir nanti,terutama penyakit yang mungkin di derita bayi pada
saat lahir.
Semoga makalah ini menembah wawasan mahasiswi
kebidan dalam memberikan suhan kebidan kepada bayi dan anak. Bila dalam
penyusunan makalah ini banayak mengalami kesalahn dan kekeliruan kami dari
pihak penulis mohon kritik dan saranya agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Daftar Pustaka
1. Wiknjosastro,
Hanifa. 2014. Ilmu Bedah Kebidanan.
Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
2. Syaifuddin,
Abdul Bari. 2010. Buku panduan Praktis
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Bima Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
3. Ngastiyah.
2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta :
EGC.
Komentar
Posting Komentar