ASUHAN PADA BAYI BARU LAHIR DALAM 2 JAM PERTAMA
MAKALAH
ASUHAN PADA BAYI BARU LAHIR DALAM 2 JAM PERTAMA

Di susun oleh kelompok 4 :
1.
HERMINI :
172100465
2.
FAHIMA LAMBUTU :
172100463
3.
NOVITA SARI :
172100468
4.
NUR HALIMA :
172100470
PRODI DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YOGYAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan
yang maha Esa karena dengan karuniaNya, kami dapat menyelesaikan makalah
” ASUHAN PADA BAYI BARU LAHIR DALAM 2 JAM PERTAMA “Makalah ini dimaksudkan sebagai tuntunan belajar bagi mahasiswa di insitusi pendidikan kesehatan khususnya bidang kebidanan. Semoga dengan adanya makalah ini bisa memberi banyak pengetahuan bagi pembaca khususnya bagi penulis sendiri.
Kami menyadari keterbatasan dalam menyusun makalah ini Untuk itu,
kami mengharapkan kritik dan
saran dari berbagai pihak, terutama dari dosen pembimbing mata kuliah ASKEB PERSALINAN, Akhir
kata kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak hingga makalah ini dapat selesai.
Yogyakarta,07 November 2018
BAB 1
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Ikatan antara ibu dan bayinya telah terjadi sejak masa
kehamilan dan pada saat persalinan ikatan itu akan semakin kuat. Bidan sebagai
tenaga kesehatan dapat memfasilitasi perilaku ikatan awal ini dengan cara
menyediakan sebuah lingkungan yang mendukung sehingga kontak dan interaksi yang
baik dari orangtua kepada anak dapat terjadi. Jam pertama setelah melahirkan
mereka sangat waspada dan siap untuk mempelajari dunia baru mereka. Jika tidak
ada komplikasi yang serius setelah bayi lahir dapat langsung diletakkan di atas
perut ibu. Kontak segera ini akan sangat bermanfaat baik bagi ibu maupun
bayinya karena kontak kulit dengan kulit membantu bayi tetap hangat.
Mengingat pentingnya kasih sayang
(Bounding Attechment) antara ibu dan anak, dan masih kurangnya pengetahuan
masyarakat dengan hal tersebut, maka di dalam makalah ini akan dibahas
pengertian dan bagaimana cara mewujudkan kasih sayang tersebut. Keterikatan
kasih sayang bisa terwujud dari janin masih berada di dalam kandungan dan untuk
mempereratnya bayi yang baru lahir bisa dilakukan IMD (inisiasi menyusu dini),
dari hal tersebut selain manfaat ASI yang didapatkan begitu besar juga sangat
bermanfaat untuk psikologis ibu dan anak karena sebuah kasih sayang bisa
berawal dari sebuah sentuhan, dan dekapan ibu kepada anaknya di saat dilakukan
IMD.
2.
RUMUSAN MASALAH
a.
Apa pengertian Bounding Attechment?
b.
Apa saja prakondisi yang mempengaruhi ikatan / Bounding
Attachment ?
e.
Apa saja prinsip-prinsip dan upaya untuk meningkatkan
Bounding Attachment?
f.
Apa saja dampak positif bounding attachment?
h.
Apa saja pemberian asi awal apada
bayi baru lahir?
i.
Apa saja reflek ?
j.
Apa saja posisi menyusui?
3.
TUJUAN
a.
Untuk mengetahui pengertian Bounding Attechment
b.
.Untuk mengetahui apa saja prakondisi yang mempengaruhi
ikatan / Bounding Attachment
e.
Untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip dan upaya untuk
meningkatkan Bounding Attachment
f.
Untuk mengetahui dampak positif bounding attachment
h.
Untuk mengetahui pemberian asi awal
i.
Untuk mengetahui refleks
j.
Untuk mengetahui posisi menyusi
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Bounding Attachment
Bounding attachment terjadi pada kala IV dimana diadakan
kontak antara ibu-ayah-anak dan berada dalam ikatan kasih. Pengertian Bounding
Attachment menurut beberapa ahli yaitu :
a.
Menurut Klause dan Kennel (1983) adalah interaksi orang tua dan bayi secara nyata, baik fisik, emosi, maupun sensori pada beberapa menit
dan jam pertama segera bayi setelah lahir.
b.
Nelson (1986), bounding : dimulainya interaksi emosi sensorik fisik antara orang tua dan bayi segera setelah lahir, attachment:
ikatan yang terjalin
antara individu yang meliputi pencurahan perhatian; yaitu hubungan emosi dan fisik yang akrab.
c.
Saxton dan Pelikan (1996), bounding: adalah suatu langkah untuk
mengunkapkan perasaan afeksi (kasih sayang) oleh ibu kepada bayinya segera
setelah lahir; attachment: adalah interaksi antara ibu dan
bayi secara
spesifik sepanjang waktu.
d.
Bennet dan Brown (1999), bounding:
terjadinya hubungan antara orang tua dan bayi sejak awal kehidupan, attachment:
pencurahan kasih
sayang di antara individu.
e.
Brozeton (dalam Bobak, 1995): permulaan saling mengikat
antara orang-orang seperti antara orang tua dan anak pada pertemuan pertama.
f.
Parmi (2000): suatu usaha untuk memberikan kasih
sayang dan suatu proses yang saling merespon antara orang tua dan bayi lahir.
g.
Perry (2002), bounding: proses pembentukan attachment atau
membangun ikatan; attachment:
suatu ikatan khusus yang
dikarakteristikkan dengan kualitas-kualitas yang terbentuk dalam hubungan orang tua dan bayi.
h.
Subroto (cit Lestari, 2002): sebuah peningkatan hubungan kasih
sayang dengan keterikatan batin antara orang tua dan bayi.
i.
Maternal dan Neonatal Health: adalah kontak
dini secara langsung antara ibu dan bayi setelah proses persalinan, dimulai pada kala III sampai dengan post partum.
Jadi bisa kita
simpulkan Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment (membangun
ikatan), jadi bounding attachment adalah sebuah peningkatan hubungan kasih
sayang dengan keterikatan batin antara orangtua dan bayi. dimulai pada kala III
sampai dengan postpartum. Hal ini merupakan proses dimana sebagai hasil dari
suatu interaksi terus-menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling
mencintai memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan.
2.
Prakondisi yang mempengaruhi ikatan / Bounding Attachment
(Mercer, 1996) yaitu :
a)
Kesehatan emosional orangtua
b)
Orang tua yang mengharapkan kehadiran si anak dalam
kehidupannya tentu akan memberikan respon emosi yang berbeda dengan orang tua
yang tidak menginginkan kelahiran bayi tersebut. Respon emosi yang positif
dapat membantu tercapainya proses bounding attachment ini.
c)
Suatu tingkat ketrampilan dalam berkomunikasi dan dalam
memberi asuhan yang kompeten. Dalam berkomunikasi dan ketrampilan dalam merawat
anak, orang tua satu dengan yang lain tentu tidak sama tergantung pada
kemampuan yang dimiliki masing-masing. Semakin cakap orang tua dalam merawat
bayinya maka akan semakin mudah pula bounding attachment terwujud.
d)
Dukungan sosial seperti keluarga, teman dan pasangan
e)
Dukungan dari keluarga, teman, terutama pasangan
merupakan faktor yang juga penting untuk diperhatikan karena dengan adanya
dukungan dari orang-orang terdekat akan memberikan suatu semangat / dorongan
positif yang kuat bagi ibu untuk memberikan kasih sayang yang penuh kepada bayinya.
f)
Kedekatan orangtua dengan bayi
g)
Dengan metode rooming in kedekatan antara orang tua dan
anak dapat terjalin secara langsung dan menjadikan cepatnya ikatan batin
terwujud diantara keduanya.
h)
Kecocokan orangtua denagn bayi ( termasuk keadaan,
temperamen dan jenis kelamin)
i)
Anak akan lebih mudah diterima oleh anggota keluarga yang
lain ketika keadaan anak sehat / normal dan jenis kelamin sesuai dengan yang
diharapkan. Pada awal kehidupan, hubungan ibu dan bayi lebih dekat dibanding
dengan anggota keluarga yang lain karena setelah melewati sembilan bulan
bersama, dan melewati saat-saat kritis dalam proses kelahiran membuat keduanya
memiliki hubungan yang unik.
Namun demikian peran kehadiran seorang
ayah dan anggota keluarga yang lain juga dibutuhkan dalam perkembangan
psikologis anak yang baik nantinya. Beberapa hal yang dapat dilakukan seorang
laki-laki dalam proses perubahan peran menjadi seorang ayah, diantaranya :
a)
Ketika ibu hamil, seorang suami akan merasa bangga karena
dia akan mempunyai keturunan dan dia akan menjadi seorang ayah.
b)
Ketika bayi lahir, maka suami akan merasa bahagia dan
juga perhatian yang disebabkan oleh :
Ø cemas akan
biaya persalinan dan perawatan bayinya kelak
Ø kekhawatiran
adanya kecacatan pada bayinya, antara lain: kecewa, gelisah tentang bagaimana
perawatan bayi dan bagaimana nasibnya kelak, dan lain sebagainya.
Ø Gelisah tentang
kemampuan merawat dan mendidik anaknya (pesimis akan keberhasilannya sebagai
seorang ayah)
Ø Harapan orang
tua tidak sesuai dengan kenyataan, khususnya maasalah jenis kelamin.
a)
Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh,
berbicara, dan mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya.
b)
Bounding (keterikatan)
c)
Attachment, perasaan sayang yang mengikat individu dengan
individu lain.
a)
Sentuhan – Sentuhan, atau indera
peraba, dipakai secara ekstensif oleh orang tua dan pengasuh lain sebagai suatu sarana
untuk mengenali bayi baru lahir dengan cara mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung jarinya.
b)
Kontak mata – Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan
kontak mata, orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu
untuk saling memandang. Beberapa ibu mengatakan, dengan melakukan kontak mata mereka merasa
lebih dekat dengan bayinya (Klaus, Kennell, 1982).
c)
Suara – Saling mendengar dan merespon suara antara orang tua dan bayinya
juga penting. Orang tua menunggu
tangisan pertama bayinya dengan tegang.
d)
Aroma – Ibu mengetahui bahwa setiap anak memiliki aroma
yang unik (Porter, Cernoch, Perry, 1983). Sedangkan bayi belajar dengan cepat untuk membedakan
aroma susu ibunya (Stainto, 1985).
e)
Entrainment – Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur
pembicaraan orang dewasa. Mereka
menggoyang tangan, mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki, seperti sedang berdansa
mengikuti nada suara orang tuanya.
Entrainment terjadi saat anak mulai berbicara. Irama ini berfungsi memberi umpan balik positif kepada
orang tua dan menegakkan
suatu pola komunikasi efektif yang positif.
f)
Bioritme – Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada
dengan ritme alamiah ibunya. Untuk itu, salah satu tugas bayi baru lahir ialah membentuk ritme personal
(bioritme). Orang tua dapat membantu
proses ini dengan
memberi kasih
sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang
responsif. Hal ini dapat meningkatkan interaksi sosial dan kesempatan
bayi untuk belajar.
g)
Kontak dini – Saat ini , tidak ada bukti-bukti alamiah
yang menunjukkan bahwa kontak dini setelah lahir merupakan hal yang penting
untuk hubungan orang tua–anak.Penelitian belum dapat membuktikan
bahwa kontak dini merupakan hal yang penting untuk hubungan orangtua-anak.
Namun menurut Klaus, Kennel (1982), ada beberapa keuntungan fisiologis yang dapat
diperoleh dari kontak dini :
5.
Mempercepat proses ikatan antara orang tua dan anak , body warmth (kehangatan tubuh); waktu pemberian kasih
sayang; stimulasi hormonal).
6.
Prinsip-prinsip
dan upaya meningkatkan Bounding Attachment :
a)
Menit pertama jam perrtama
b)
Sentuhan orangtua pertama kali
c)
Adanya ikatan yang baik dan sistematis
d)
Terlibat proses persalinan
e)
Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam
memberi kehangatan pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu serta memberi rasa
nyaman.
f)
Fasilitas untuk kontak lebih lama
g)
Perawat maternitas khusus (bidan)
h)
Libatkan anggota keluarga lainnya
i)
Informasi bertahap mengenai bonding attachment
7.
Dampak positif bounding attachment
a)
Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai,
menumbuhkan sikap social
b)
Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi
c)
Hambatan bounding attachment
d)
Kurang support sistem
e)
Ibu dengan risiko
f)
Bayi dengan risiko
g)
Kehadiaran bayi yang tidak diinginkan
a)
Kurangnya support sistem.
9.
Cara untuk melakukan Bounding Attachment ada
bermacam-macam antara lain:
a)
Pemberian ASI ekslusif
Dengan dilakukannya pemberian ASI secara ekslusif segera
setelah lahir atau yang biasa disebut dengan IMD (Inisiasi Menyusu Dini),
secara langsung bayi akan mengalami kontak kulit dengan ibunya yang menjadikan
ibu merasa bangga dan diperlukan , rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.
·
Manfaat Inisiasi Menyusu Dini
- Untuk bayi
a)
Kehangatan
Christensson et al, (1992) melaporkan bahwa dibandingkan bayi-bayi yang
diletakan dalam boks ternyata bayi-bayi yang kontak kulit dengan kulit ibunya
mempunyai suhu tubuh yang lebih hangat dan stabil.
b)
Kenyamanan
Ternyata bayi-bayi yang dilakukan inisiasi dini lebih jarang menangis
dibandingkan dengan bayi-bayi yang dipisahkan dari ibunya.
c)
Kualitas perlekatan
Di banding bayi yang dipiosahkan dari ibunya, bayi-bayi yang di lakukan
inisiasi dini mempunyai kemampuan perlekatan mulut yang lebih baik pada waktu
menyusu.
-
Untuk ibu
Pelepasan plasenta yang lebih cepat akan mengurangi
resiko terjadinya pendarahan.
Manfaat
Kontak Kulit Bayi ke Kulit Ibu
1.
Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat. Kulit ibu akan
menyesuaikan suhunya dengan kebutuhan bayi. Kehangatan saat menyusu menurunkan
risiko kematian karena hypothermia (kedinginan).
2.
Ibu dan bayi merasa lebih tenang, sehingga membantu
pernafasan dan detak jantung bayi lebih stabil. Dengan demikian, bayi akan
lebih jarang rewel sehingga mengurangi pemakaian energi.
3.
Bayi memperoleh bakteri tak berbahaya (bakteri baik) yang
ada antinya di ASI ibu. Bakteri baik ini akan membuat koloni di usus dan kulit
bayi untuk menyaingi bakteri yang lebih ganas dari lingkungan.
4.
Bayi mendapatkan kolostrum (ASI pertama), cairan berharga
yang kaya akan antibodi (zat kekebalan tubuh) dan zat penting lainnya yang
penting untuk pertumbuhan usus. Usus bayi ketika dilahirkan masih sangat muda,
tidak siap untuk mengolah asupan makanan.
5.
Asi yang pertama (colostrum) mengandung beberapa Antibodi
yang dapat mencegah infeks pada bayi, sehingga menjamin kelangsungan hidup sang
bayi.
6.
Bayi memperoleh ASI (makanan awal) yang tidak mengganggu pertumbuhan,
fungsi usus, dan alergi. Makanan lain selain ASI mengandung protein yang bukan
protein manusia (misalnya susu hewan), yang tidak dapat dicerna dengan baik
oleh usus bayi.
7.
Bayi yang diberikan mulai menyusu dini akan lebih
berhasil menyusu ASI eksklusif dan mempertahankan menyusu setelah 6 bulan.
8.
Sentuhan, kuluman/emutan, dan jilatan bayi pada puting
ibu akan merangsang keluarnya oksitosin yang penting karena:
·
Menyebabkan rahim berkontraksi membantu mengeluarkan plasenta
dan mengurangi perdarahan ibu.
·
Merangsang hormon lain yang membuat ibu menjadi tenang,
rileks, dan mencintai bayi, lebih kuat menahan sakit/nyeri (karena hormon
meningkatkan ambang nyeri), dan timbul rasa sukacita/bahagia.
·
Merangsang pengaliran ASI dari payudara, sehingga ASI matang
(yang berwarna putih) dapat lebih cepat keluar.
b)
Rawat gabung
Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat
dilakukan agar antara ibu dan bayi terjalin proses lekat (early infant mother
bounding) akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya. Hal ini sangat
mempengaruhi perkembangan psikologis bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh
ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi. Bayi yang
merasa aman dan terlindung, merupakan dasar terbentuknya rasa percaya diri
dikemudian hari. Dengan memberikan ASI ekslusif, ibu merasakan kepuasan dapat
memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya, dan tidak dapat digantikan oleh orang lain.
Keadaan ini juga memperlancar produksi ASI, karena refleks let-down bersifat
psikosomatis. Ibu akan merasa bangga karena dapat menyusui dan merawat bayinya
sendiri dan bila ayah bayi berkunjung akan terasa adanya suatu kesatuan
keluarga.
2.
Pemberian asi awal
·
Ransangan isapan bayi pada putting
susu ibu akan di teruskan oleh serabut syaraf ke hipofisise anterior untuk mengeluarkan
hormon prolactin. Hormon ini akan memacu payudara untuk menghasilkan Asi
·
Refleks laktasi
Pada ibu : refleks prolactin dan refleks oksitosin
pada bayi:
ü
refleks mencari putting susu (
rooting refleks )
ü
refleks menghisap ( sucking refleks
)
ü
refleks menelan ( swallowing refleks
)
posisi
menyusui yang baik
·
duduk tegak di tempat tidur atau
kursi.
·
Lengan ibu menopang kepala, leher
dan seluruh badan bayi , muka bayi menghadap ke payudara ibu , hidung bayi
depan putting susu ibu, perut bayi menghadap ke perut ibu .
·
Ibu mendekatkan bayinya ke tubuhnya
·
Ibu menyentuhkan putting susu ke
bibir bayi, menunggu hingga mulut bayi terbuka lebar kemudian mengarahkan mult
bayi ke putting susu ibu
·
Ibu jari dan telunjuk harus
membentuk huruf “ C “
·
Pastikan bahwa sebagian besar aerola
masuk ke dalam mulut bayi
Tanda –tanda posisi bayi menyusui dengan baik
·
Dagu menyentuh payudara ibu
·
Mulut terbuka lebar
·
Hidung bayi mendekati dan
kadang-kadang menyentuh payudara ibu
·
Mulut bayi mencakup sebanyak mungkin
aerola
·
Lidah bayi menompang putting dan
aereola bagian bawah
·
Bibir bawah bayi melengkung keluar
·
Bayi menghisap kuat dan dalam secara
perlahan dan kadang-kadang di sertai dengan berhenti sesaat.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Bounding attachment merupakan proses dimana sebagai hasil dari suatu
interaksi terus-menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling
mencintai memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan.
Bonding attachment sangat diperlukan untuk bayi dan ibu terutama bagi ibu
primipara. Bagi ibu primipara akan banyak mendapatkan pengalaman dan perubahan
yang dialami sangat banyak setelah melahirkan karena adanya pergantian peran
dari seorang ibu yang dulunya belum pernah memiliki anak dan tidak tahu cara merawat
anak,sekarang sudah berganti peran dan mau tidak mau ibu tersebut harus dapat
mengambil peran antaralain merawat bayi, memberi ASI dan masih banyak lagi
peran yang berubah setelah melahirkan. Ibu di sini tidak hanya focus pada
perubahan dirinya dan perawatan untuk dirinya sendiri namun ibu harus bisa
merawat bayinya juga. Bounding attachment juga tidak hanya untuk ibu yang
primipara namun juga untuk ibu yang multipara.
Pemberian ASI eksklusif dengan melakukan IMD dan rawat gabung merupakan cara yang
baik untuk menerapkan bounding attachment
SARAN
Masih banyak
sekali bidan atau tenaga kesehatan yang belum melakukan hal ini begitu bayi
lahir. Banyak yang melakukan inisiasi menyusu dini namun hanya sebentar saja.
Bayi langsung di bawa ke ruang bayi tanpa mendapatkan kontak dengan ibunya
secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A.Alimul. Asuhan neonatus, bayi
dan balita. Jakarta: EGC. 58-9.
Novianti R. Cara dahsyat memberikan ASI
untuk bayi sehat dan cerdas. Yogyakarta: Octopus. 2009.
Hal.10-34.
Bina Gizi Masyarakat. Pedoman pemberian
makanan bayi dan anak dalam situasi darurat. Jakarta : 2007. 4-7.
Puspitorini I. Panduan lengkap
perawatan bayi dan anak. Yogyakarta: Diglossia Media. 2007.50-1.
Varney, Helen. Buku ajar asuhan
kebidanan edisi 4. Jakarta : EGC, 2007.936-7
Komentar
Posting Komentar